Anak Senja
disini hidup sepasang musim yang simpang siur. seperti tarian indang yang riang, anak-anak menari memancarkan terang jingga senja hari. jika musim gugur datang, mereka kembali ke layar untuk menegakkan galah. jika musim semi bertandang, akan ada segumpal kembang manis di langit penuh terang. terang senja
Minggu, 02 Juni 2013
Kamis, 03 Mei 2012
Penjaga Mimpi
Mau masuk ke mimpiku?- Ada nomor registrasi?
- Kalo belum,registrasi dulu disana...
Disini manusia memiliki nama dan wajah yang serupa. Sssstt.. Kamu tau? Penjaga mimpi sering tertipu. Dia mengira aku akasia padahal akasia itu ada di belakangnya.Hmm..Penjaga itu mulai amnesia! Aku suka memperolokkannya dengan sapu ijuk. Kamu tau ijuk? Itu yang sering di pakai nenek sihir. penjaga mimpi, takut dengan itu. Karna nenek sihir suka lupa pake gigi."Oooow..! Aku ngumpet dulu ya. Penjaga mimpi mulai mendekati persembunyianku"Ssssttt..
* * *Jadilah putri yang tegar. Kala malam mencekam sunyinya. Datang pula si penjaga."Sudah waktunya berbenah!" teriak sang penjaga.Duh, mana aku lupa menyikat gigi ini."Ya, tunggulah sebentar. Ada hal yang harus kupersiapkan sebelum memulai pertunjukkan ini".Kemudian aku mulai mencari nama-nama yang ada dalam kotak ajaibku. Hahaha.. Ketemu. Aku kegirangan."Hm... Kenapa harus dia..??"
* * *Kamu harus berani mengucap nama itu. Sebab nama adalah sesuatu yang asing disini. Karena asing, jadi itu nilainya jika dibawa ke anak TK 10. Jika ke anak SD 100, dan seterusnya. Nama di sini memang suatu yang menggiurkan. Hanya untuk mendapat nama, anak beranak di sini jadi gila. Dia lupa kalau nama adalah petaka. Oh, pepatah siapa yang membudak..
* * *
Bukan dia yang membikin, si penjaga itu! Oleh sebab keserakahan masing-masing kita. iyakah? Sang penjaga hanya menjalankan titah sang gelap. Putra kegelapan ketika kita memejamkan mata.Diam-diam kita sering meminjam kosakata asing buat menutupi jejak. Dalam pementasan semu pula melanturkan lelaguan dan bebunyian."Awas si nenek sihir datang!".Kita menyergap pepohonan. Aduh rindangannya."Terima kasih pohon, kamu telah menyelamatkan kami".Aku pikir ini tempat yang bagus buat bermain-main ketika senja tiba."Oh ya, namamu siapa pohon?"* * *Sssstttt.. Kita jangan sembunyi di bawah pohon itu. Setidaknya jangan akasia. Dia memang rindang seperi Albizia sama yang juga rindang. Tapi ingat, di rindangnya banyak kecoa..Mereka suka anak kecil seperti kita. Nenek sihir juga suka, tapi kecoa lebih beringas..Dia mampu menjadikan alam raya kotor. Bauk!"Ah, sudahlah..Sebutkan saja siapa namanmu???".* * *
Tidak, kupikir kamu akan tahu suatu saat nanti. Bila tiba waktunya kau akan tahu sendirilah. Perihal apa dalam pertunjukan nanti. Ada banyak hal yang harus kusimpan dan kupelajari sendiri dulu. Kau tidak bolehlah tahu dahulu. Itu bisa celaka. Langit murka dan menurunkan panah-panah hitam seperti ijuk yang marah pada bumi. Melesat cepat bak peluru menghujam tanah."Kau tidak inginkan tanah hijau ini jadi rusak oleh sebab hal-hal kecil yang belum waktunya kau ketahui?".* * *"Oya, aku belum bilang padamu kan?".Bahwa penjaga mimpiku ini wajahnya serupa raksa--mercuri yang teramaaaat putih. Dan mimpi kerap terbohongi, kalo panjaga ini jubahnya bertato akasia. Kau tahu tidak? Di balik jubahnya ada merpati. Banyaak sekali. Pernah aku meminta satu merpati. Tapi dia bilang, "Ini bukan mainanmu, dik!" aku kesal!.Ruang Maya, 03 Mei 2012--Ree dan mas Ekohm
Minggu, 29 April 2012
PUISI Menang Lomba Xpresi Riau Pos 2010
Di balik kaca yang
berjeruji
Aku melihat angin
memeluk awan
Dan burung persimpangan
bercerita
Tentang bahagianya.
Ada
bunga yang malu pada kumbang
Yang mengecup manis bibirnya
Sementara kecipak air yang menghilir
Kembali memotret tawa pelangi,
Mengukir beribu mimpi.
Ada
cerita diranting pohon
Yang memahat nama-nama
Bukankah saat daun berguguran,
Sisa tinta hujan itu
Menabur warna tipis di hatimu
Memberi rumah cerita di seberang sana
Ada yang mencemburui diammu
Melukai akar-akar yang bisu
Di siluet petang,kau meneguk langkah ke hulu
Dan aku menghilir bersama air
Kita memetik doa di sebelah waktu yang berlumut
Di balik kaca yang
berjeruji ini
Aku melihat jejak matamu
Yang tumbuh di daun
kering yang kita tunjuk
Ketikaku mengutipnya,
Ada patahan nama di
setiap musim
Nama yang dulu kau
rahasiakan
Kini mencatat tawa di
perjalananku
Aku tahu, matamu adalah
mimpi
Hingga kaca berjeruji
ini
Berpeluk senyum rindu
Pekanbaru, 22
november 2010
Sabtu, 28 April 2012
Alone
teh panas ini, bu..
aku hirup napasnya dengan lembut--sendiri
menuai serpihan uap yang sesak
di pinggirnya ada gumpalan peluh--tempat segala keluh
bu...
teh ini panas
bisakah kau tiupkan untukku--ini malam saja Jumat, 27 April 2012
Na...
Dulu, sebelum musim mulai
ranum
Pohon kasturi kerap
mempermainkan dahannya
di bayangmu
di bayangmu
Di situasi mendung berjelaga
Anak-anak menggontaikan
kaki,
membentuk jejak-jejak tawa di gigir pasir
membentuk jejak-jejak tawa di gigir pasir
Kita perlahan-lahan
menjadi sepasang mata
Yang menangkap garis halus
kenangan senja
Barangkali kau lupa, Na
ombak yang kau sangka
dadaku
pecah terbelah
bagai kuda-kuda fir’aun
yang kandas
mencari pulang dosadosa
cemas
jika suatu nanti kau
menemu setangkai jingga
kuburlah di kedalaman mata
yang genggam
seperti putih burung di
angkasa
yang berat kali membawa
sayapnya
yang membadaikan hatiku, Na
adalah tatap awan
berkelung hitam
ranting kasturi ini mengibar
hujan
bagai poni yang tumbuh di
atas matamu--nanar
Selasa, 24 April 2012
Senja ini, Mom...
Senja ini, mom
Aku merasa kilaunya berbeda
Aku di sini untuk duduk menunggunya, mom
Mencari patahan hidup yang sempat kau wasiatkan
Mom, mengapa hari ini begitu absurd?
Temanku di sekolah mengatakan aku hebat
Bahkan ibu guru pun menyanjungku tinggi
Tapi mom..
Aku hanya inginkan tanganmu
Katanya itu adalah obat segala raya rindu, penantian dan kesedihan
Mom, mengapa aku masih sendiri ya?
Dulu kau bilang aku putri tercantikmu
Tapi setelah ada adik baru, kau bilang aku yang nomor 2
Tidak apa-apa, mom
Aku siap menjadi kakak yang damai
Memberinya setengah lolipop atau gulaliku untuknya
Jika dia juga ingin pita rambutku, aku akan beri juga satu
Karna yang satunya lagi untukku simpan—tanda cintamu padaku
Mom, adik akhir-akhir ini nakal
Dia suka menggangguku dengan ulat bulu
Padahal kulitku sensitif dengan binatang itu—kau tau itu
Tetapi kenapa kau memarahiku—adik curang.
Mom…
Sengaja aku tunggu senja hari ini
Aku ingin membisikkan sesuatu di telingamu—seperti dulu
Waktu kau dendangkan sholawat Nabi
Kau bilang, Beliau adalah utusan Tuhan
Tapi apalah yang dipikirkan si bayi ini, mom
Tentu kaulah kukira dulu utusanNya
Mom…
Mendekatlah
Aku akan meletakkan telapak tanganku di telingamu
dan mengatakan
:Aku tidak mau sendiri lagi, mom…
Senin, 23 April 2012
Melati Suci - Guruh sukarno putra
:ibu bangsa
putih
putih melati
mekar di taman sari
semerbak wangi penjuru bumi
seri
seri melati
bersemi anggun asri
kucipta dalam gubahan hati
tajuk bak permata
siratan bintang kejora
kan kupersembahkan
bagimu pahlawan bangsa
putiknya persona
rama-rama neka warna
kan kupersembahkan
bagi pandu indonesia
suci
suci melati
suntingan bu pertiwi
lambang nan luhur budi pekerti
tajuk bak permata
siratan bintang kejora
kan kupersembahkan
bagimu pahlawan bangsa
putiknya persona
rama-rama neka warna
kan kupersembahkan
bagi pandu indonesia
suci
suci melati
suntingan bu pertiwi
lambang nan luhur budi pekerti
oh, melati ...
oh, melati ...
oh, melati ...
Langganan:
Postingan (Atom)