Pages

Selasa, 24 April 2012

Senja ini, Mom...


Senja ini, mom                                                                                                  
Aku merasa kilaunya berbeda
Aku di sini untuk  duduk menunggunya, mom
Mencari patahan hidup yang sempat kau wasiatkan

Mom, mengapa hari ini begitu absurd?
Temanku di sekolah mengatakan aku hebat
Bahkan ibu guru pun menyanjungku tinggi
Tapi mom..
Aku hanya inginkan tanganmu
Katanya itu adalah obat segala raya rindu, penantian dan kesedihan

Mom, mengapa aku masih sendiri ya?
Dulu kau bilang aku putri tercantikmu
Tapi setelah ada adik baru, kau bilang aku yang nomor 2
Tidak apa-apa, mom
Aku siap menjadi kakak yang damai
Memberinya setengah lolipop atau gulaliku untuknya
Jika dia juga ingin pita rambutku, aku akan beri juga satu
Karna yang satunya lagi untukku simpan—tanda cintamu padaku

Mom, adik akhir-akhir ini nakal
Dia suka menggangguku dengan ulat bulu
Padahal kulitku sensitif dengan binatang itu—kau tau itu
Tetapi kenapa kau memarahiku—adik curang.

Mom…
Sengaja aku tunggu senja hari ini
Aku ingin membisikkan sesuatu di telingamu—seperti dulu
Waktu kau dendangkan sholawat Nabi
Kau bilang, Beliau adalah utusan Tuhan
Tapi apalah yang dipikirkan si bayi ini, mom
Tentu kaulah kukira dulu utusanNya

Mom…
Mendekatlah
Aku akan meletakkan telapak tanganku di telingamu 
dan mengatakan

          :Aku tidak mau sendiri lagi, mom…

2 komentar: