Dulu, sebelum musim mulai
ranum
Pohon kasturi kerap
mempermainkan dahannya
di bayangmu
di bayangmu
Di situasi mendung berjelaga
Anak-anak menggontaikan
kaki,
membentuk jejak-jejak tawa di gigir pasir
membentuk jejak-jejak tawa di gigir pasir
Kita perlahan-lahan
menjadi sepasang mata
Yang menangkap garis halus
kenangan senja
Barangkali kau lupa, Na
ombak yang kau sangka
dadaku
pecah terbelah
bagai kuda-kuda fir’aun
yang kandas
mencari pulang dosadosa
cemas
jika suatu nanti kau
menemu setangkai jingga
kuburlah di kedalaman mata
yang genggam
seperti putih burung di
angkasa
yang berat kali membawa
sayapnya
yang membadaikan hatiku, Na
adalah tatap awan
berkelung hitam
ranting kasturi ini mengibar
hujan
bagai poni yang tumbuh di
atas matamu--nanar
Saya juga ada puisi buat temenku bernama Na juga.. Hmm..
BalasHapusha? iya ya mas...??
BalasHapus--kok iso??
bener aku g nyontek kok, suer deh...:')
Hheehehe..
BalasHapusQ jg akan brusha utk mnulis Fi,,,
BalasHapustruslah brkarya,,,:)