Di balik kaca yang
berjeruji
Aku melihat angin
memeluk awan
Dan burung persimpangan
bercerita
Tentang bahagianya.
Ada
bunga yang malu pada kumbang
Yang mengecup manis bibirnya
Sementara kecipak air yang menghilir
Kembali memotret tawa pelangi,
Mengukir beribu mimpi.
Ada
cerita diranting pohon
Yang memahat nama-nama
Bukankah saat daun berguguran,
Sisa tinta hujan itu
Menabur warna tipis di hatimu
Memberi rumah cerita di seberang sana
Ada yang mencemburui diammu
Melukai akar-akar yang bisu
Di siluet petang,kau meneguk langkah ke hulu
Dan aku menghilir bersama air
Kita memetik doa di sebelah waktu yang berlumut
Di balik kaca yang
berjeruji ini
Aku melihat jejak matamu
Yang tumbuh di daun
kering yang kita tunjuk
Ketikaku mengutipnya,
Ada patahan nama di
setiap musim
Nama yang dulu kau
rahasiakan
Kini mencatat tawa di
perjalananku
Aku tahu, matamu adalah
mimpi
Hingga kaca berjeruji
ini
Berpeluk senyum rindu
Pekanbaru, 22
november 2010